Thursday, April 29, 2010

Sutradara cowboys in paradise


Sutradara "Cowboy in Paradise" Lakukan Riset Dua Tahun di Bali
Denpasar, (tvOne)
Film dokumenter 'Cowboys in Paradise' bercerita tentang gigolo di pantai Kuta Bali. Film besutan sutradara asal Singapura, Amit Virmani, ini pun menuai kontroversial karena para pelaku yang disebut 'cowboys' dalam film ini membantah disebut sebagai gigolo.
Dalam laman twitchfilm.net edisi Maret lalu, Amit menjelaskan panjang lebar mengenai film perdananya itu. Dia mengaku telah membuat riset saat berkunjung ke Bali, 2007 silam. "Saya tinggal selama sebulan di Bali dan banyak bertanya dan bertemu banyak orang," kata dia dalam laman itu. Dalam melakukan risetnya, Amit membawa kamera yang biasa dibawa turis untuk merekam sejumlah wawancara.
Dalam proses itu, kata dia, ada perusahaan Australia yang berminat pada film yang dia buat. "Untuk dibuat film berdurasi 1 jam. Untuk program televisi," jelasnya. Namun, Amit menilai film yang dibuat adalah film feature sehingga dia melepas tawaran itu. "Saya harus mengikuti insting." Dia pun melanjutkan proses riset.
Pengambilan gambar pertama, dia lakukan akhir November 2008. Namun, kata Amit, saat itu ia merasa ada yang kurang. "Ada dimensi yang harus masuk dalam film," kata dia. Amit kemudian kembali melakukan perjalanan selama sebulan pada Januari 2009. "Saya tidak tahu siapa yang harus saya wawancara. Tapi, saya tahu apa yang saya kejar untuk mengisi kekosongan pada film saya."
Akhirnya, dia melakukan riset, produksi, post-production, dalam waktu bersamaan. "Semua ini menghabiskan waktu saya sampai dua tahun," kata dia.Sebelumnya, Amit mengatakan inspirasi mendokumentasikan kehidupan gigolo di Bali berawal dari percakapannya dengan seorang anak Bali. Anak yang masih mau kencur itu bercita-cita menjadi pelayan seks bagi turis perempuan asal Jepang (VIVAnews)